Konsep Dasar Modelling 3DPemodelan
adalah membentuk suatu benda-benda atau obyek. Membuat dan mendesain
obyek tersebut sehingga terlihat seperti hidup. Sesuai dengan obyek dan
basisnya, proses ini secara keseluruhan dikerjakan di komputer. Melalui
konsep dan proses desain, keseluruhan obyek bisa diperlihatkan secara 3
dimensi, sehingga banyak yang menyebut hasil ini sebagai pemodelan 3
dimensi (3D modelling) (Nalwan, 1998).
Ada beberapa aspek yang
harus dipertimbangkan bila membangun model obyek, kesemuanya memberi
kontribusi pada kualitas hasil akhir. Hal-hal tersebut meliputi metoda
untuk mendapatkan atau membuat data yang mendeskripsikan obyek, tujuan
dari model, tingkat kerumitan, perhitungan biaya, kesesuaian dan
kenyamanan, serta kemudahan manipulasi model.
Proses pemodelan 3D
membutuhkan perancangan yang dibagi dengan beberapa tahapan untuk
pembentukannya. Seperti obyek apa yang ingin dibentuk sebagai obyek
dasar, metoda pemodelan obyek 3D, pencahayaan dan animasi gerakan obyek
sesuai dengan urutan proses yang akan dilakukan.
a. Motion Capture/Model 2D
Yaitu
langkah awal untuk menentukan bentuk model obyek yang akan dibangun
dalam bentuk 3D. Dengan basis obyek 2D yang sudah ditentukan sebagai
acuan. Pemodelan obyek 3D memiliki corak yang berbeda dalam
pengolahannya, corak tersebut penekanannya terletak pada bentuk
permukaan obyek.
b. Dasar Metode Modeling 3D
Ada beberapa
metode yang digunakan untuk pemodelan 3D. Ada jenis metode pemodelan
obyek yang disesuaikan dengan kebutuhannya seperti dengan nurbs dan
polygon ataupun subdivision. Modeling polygon merupakan bentuk segitiga
dan segiempat yang menentukan area dari permukaan sebuah karakter.
Setiap polygon menentukan sebuah bidang datar dengan meletakkan sebuah
jajaran polygon sehingga kita bisa menciptakan bentuk-bentuk permukaan.
Untuk mendapatkan permukaan yang halus, dibutuhkan banyak bidang
polygon. Bila hanya menggunakan sedikit polygon, maka object yang
didapat akan terbag sejumlah pecahan polygon. Sedangkan Modeling dengan
NURBS (Non-Uniform Rational Bezier Spline) merupakan metode paling
populer untuk membangun sebuah model organik. Kurva pada Nurbs dapat
dibentuk dengan hanya tiga titik saja. Dibandingkan dengan kurva
polygon yang membutuhkan banyak titik (verteks) metode ini lebih
memudahkan untuk dikontrol. Satu titik CV (Control verteks) dapat
mengendalikan satu area untuk proses tekstur.
c. Proses Rendering
Tahap-tahap
di atas merupakan urutan yang standar dalam membentuk sebuah obyek
untuk pemodelan, dalam hal ini texturing sebenarnya bisa dikerjakan
overlap dengan modeling, tergantung dari tingkat kebutuhan. Rendering
adalah proses akhir dari keseluruhan proses pemodelan ataupun animasi
komputer. Dalam rendering, semua data-data yang sudah dimasukkan dalam
proses modeling, animasi, texturing, pencahayaan dengan parameter
tertentu akan diterjemahkan dalam sebuah bentuk output. Dalam standard
PAL system, resolusi sebuah render adalah 720 x 576 pixels.
Bagian rendering yang sering digunakan:
- Field Rendering
Field
rendering sering digunakan untuk mengurangi strobing effect yang
disebabkan gerakan cepat dari sebuah obyek dalam rendering video.
- Shader
Shader
adalah sebuah tambahan yang digunakan dalam 3D software tertentu dalam
proses special rendering. Biasanya shader diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan special effect tertentu seperti lighting effects, atmosphere,
fog dan sebagainya.
d. Texturing
Proses texturing ini
untuk menentukan karakterisik sebuah materi obyek dari segi tekstur.
Untuk materi sebuah object bisa digunakan aplikasi properti tertentu
seperti reflectivity, transparency, dan refraction. Texture kemudian
bisa digunakan untuk meng-create berbagai variasi warna pattern,
tingkat kehalusan/kekasaran sebuah lapisan object secara lebih detail.
e. Image dan Display
Merupakan
hasil akhir dari keseluruhan proses dari pemodelan. Biasanya obyek
pemodelan yang menjadi output adalah berupa gambar untuk kebutuhan
koreksi pewarnaan, pencahayaan, atau visual effect yang dimasukkan pada
tahap teksturing pemodelan. Output images memiliki Resolusi tinggi
berkisar Full 1280/Screen berupa file dengan JPEG,TIFF, dan lain-lain.
Dalam tahap display, menampilkan sebuah bacth Render, yaitu pemodelan
yang dibangun, dilihat, dijalankan dengan tool animasi. Selanjutnya
dianalisa apakah model yang dibangun sudah sesuai tujuan. Output dari
Display ini adalah berupa *.Avi, dengan Resolusi maksimal Full
1280/Screen dan file *.JPEG.
Membentuk karakter 3DSebelum
membuat karakter, kita harus menentukan terlebih dahulu bentuk/benda
apa yang ingin kita buat. kita juga harus mengetahui karakteristik dari
benda tersebut seperti bentuk, sifat dan warnanya. Apabila bentuk
tersebut berupa benda seperti pohon, maka bentunya adalah pipa padat.
Sifat yang dimilikinya adalah sifat kayu yaitu kuat, tinggi dan
memiliki daun dan akar. Apabila bentuknya berupa manusia maka bentuknya
seperti manusia, mempunyai tangan, kaki, mata, hidung mulut, badan,
rambut, dan lain-lain. Karakter manusia bermacam-macam jika dilihat
dari sifat ada yang pemarah, lembut, baik, jahat, genit, pemalu,
penakut, pemberani dan lain-lain. Jika dilihat dari fisik ada yang
tinggi, pendek, rambut panjang, putih, hitam, mata sipit, dan
lain-lain. Bisa karakteristik dilihat dari gaya bicara sesuai bahasa
daerahnya.
Pembuatan karakter 3D dapat menggunakan aplikasi 3D MAX, AUTOCAD, Blender, dan lain-lain
Teori AnimasiAnimasi
berasal dari bahasa latin, anima, yang artinya jiwa, hidup, nyawa dan
semangat. Sehingga animasi juga dapat disebut sebagai gambar dua
dimensi yang seolah-olah bergerak. Animasi terdiri dari animasi 2
dimensi dan animasi 3 dimensi.
Animasi 2D membuat benda seolah hidup dengan mengunakan kertas atau komputer.
Animasi
3D merupakan animasi yang dibuat dengan menggunakan model seperti yang
berasal dari lilin, clay, boneka/marionette dan menggunakan kamera
animasi yang dapat merekam frame demi frame. Ketika gambar-gambar
tersebut diproyeksikan secara berurutan dan cepat, lilin atau clay
boneka atau marionette tersebut akan teihat seperti hidup dan bergerak.
Animasi 3D dapat juga dibuat dengan menggunakan komputer. Proses
awalnya adalah membentuk model, pemberian tekstur, warna, hingga
cahaya. Kemudian model tersebut diberi kerangka, warna, hingga cahaya.
Kemudian model tersebut diberi kerangka dan gerakanya dirancang satu
persatu.
Secara garis besar proses 3D animasi bisa dibagi 4 tahap yaitu:
a.Modeling
b.Animating
c.Texturing
d.Rendering
Membentuk Animasi 3DSebelum
membuat animasi, kita membuat terlebih dahulu tema, plot, dan
scriptnya/ skenarionya. Membuat animasi sama halnya dengan membuat film
non animasi. Bedanya hanya tokohnya saja. Film non animasi tokohnya
adalah manusia sedangkan animasi tokohnya adalah manusia berbentu
gambar/ kartun. Skenario dibutuhkan agar kita yang melihat bisa
mengerti cerita animasi tersebut.
Source:
http://journal.uii.ac.id/index.php/media-informatika/article/viewFile/13/12http://sukariyana.blogspot.com/http://biirooe.ukm.fe.uns.ac.id/?page_id=64